Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kucing dan Tikus Negara

Kucing dan Tikus Negara
Kucing dan tikus yang ada di negara ini makin hari tambah aneh. kucing dan tikus yang ada di negara ini tidak lagi saling memangsa malahan mereka sudah mulai bersahabat, kucing tidak lagi berkeinginan untuk memangsa tikus, padahal kalau kita lihat pada sejarahnya mereka saling bermusuhan dan kucing sering kali memangsa tikus. yang jadi pertanyaan apa sebenarnya yang terjadi di antara ke dua binatng ini? Ataukah jangan sampai ke dua binatng ini ingin untuk bekerja sama dan memangsa binatang-binatang yang lebih kecil dan rendah karena mereka sudah malas memangsa satu dengan yang lain? Mungkin mereka sendri sebagai sesama binatang yang menjawabnya.

Lalu bagaimana dengan kucing dan tikus-tikus berfikir yang ada di negara ini, apakah tingkah laku dan perbuatan mereka sama dengan kucing dan tikus-tikus yang ada di atas? "bisa di bilang sama perbuatanya" wah kalau begitu binatang juga dong mereka, bisa di bilang seperti itu, tapi kan mereka binatng berfikir (seperti perkataanya aristoteles). Kalau memang mereka binatang berfikir kenapa tingkah laku dan perbuatan mereka sama dengan binatng yang di atas"kurang tau juga?" waduh kalau begitu mereka di katakan binatang tidak berfikir juga dong, ya mungkin seperti itu. Kalau memang seperti itu sama dong mereka seperti binatang-binatang jalanan rendah yang di giring ke sana kemari oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Segitu murahnya mereka, pantas rasa humanisme mereka dalam diri mereka sudah terkubur di makan oleh tanah. Yang ada di benak mereka adalah bagaimana mengumpulkan uang agar menghidupi mereka sendri dan kelompok mereka tanpa menoleh ke belakan untuk melihat orang- orng yang selalu di tindas oleh mereka.

Ideologi yang mereka pakai adalah ideologi hedonisme dan konsumerisme, mereka hanya berfikir untuk bersenang-senang dan banyak berbelanja pesawat pribadi, mobil mewah dan barang-barang berharga lainya, sedangkan negara ini mengalami kacau balau karena faktor kemiskinan yang melanda sehingga membuat banyak orang di jalan meminta-minta, mencuri dan lain sebagainya. Padahal tujuan dari terbentuknya suatu negara secara umum ialah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya. Tujuan kebahagiaan tersebut pada garis besarnya dapat di sederhanakan dalam dua pokok, yaitu:

= Menjaga keamanan dan keselamatan rakyat
= Kesejahteraan dan kemakmuran.

Namun pengejawantahan di lapangan tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada tujuan negara di atas karena banyak penyelewengan dan manipulasi yang telah di lakukan oleh orang-orang yang menjalankan pemerintahan tersebut. Lantas jadi pertanyaan, masi haruskah ini di katakan sebagai negara? sedangkan terbentuknya suatu negara apabila memiliki rakyat, wilayah pemerintahan, dan legitimasi yang jelas, empat komponen ini tidak bisa di lepas pisahkan dalam suatu negara. Jadi tujuan dari pemerintah adalah menjalankan fungsinya dengan baik sesuai dengan apa yang ada pada tujuan negara itu dan mampu memberikan pelayanan yang baik, kesejahteraan dan kemakmuran kepada rakyatnya.

Oleh: Ruslani Rahareng